Mengajukan permohonan Pembatalan Kesibukan yang akan dikerjakan oleh panitia Jumahan #67,\\” dikutip dari surat bernomor 066/PH/GERAK/III/2024.
Dalam surat termuat pernyataan sikap, mereka di antaranya mempermasalahkan pihak Panitia Jumaahan yang menyematkan istilah ustaz terhadap narasumber yang notabenenya merupakan si kecil PKI. Pengaplikasian istilah itu dianggap problematik.
\\”Khotibnya si kecil gembong PKI bernama Ilham Aidit yang dalam artikel di flyer atau poster yang beredar merupakan ustaz. Kenapa si kecil gembong PKI ditulis ustaz apakah benar atau cuma membohongi masyarakat?,\\” dikutip dari surat.
Acara Jumaahan memang menggunakan gimik ibadah Salat Jumat. Tiap-tiap narasumber yang hadir di Jante acap kali disebut ustaz atau khotib, ada https://www.denverglassacademy.com/ juga pengaplikasian istilah kencleng atau kotak amal.
\\”Acara ini penuh dengan kesamaran, apakah acara pembicaraan atau benar-benar Jumaahan (jum’atan) sebab ada istilah khotib. Bila itu jum’atan, mengapa waktunya jam 16.00 dan ada perempuan?,\\” dikutip dari surat.
Gerak Jabar juga mengevaluasi, sekiranya acara Jumaahan ke-67 hingga terselanggara, karenanya itu sudah mereduksi tokoh Sunda, Ajip Rosidi. Pada surat, tak diuraikan lebih lebar tentang tudingan itu.
Gerak Jabar cuma menegaskan, akan \\”senantiasa waspada kepada kebangkitan komunis dan upaya mereduksi tradisi Sunda secara khusus tokoh Sunda Ajip Rosidi,\\” dan \\”yang paling penting kami mewaspadai, cemas mereka meracuni masyarakat dengan ajaran komunis dalam acara yang samar-samar itu\\”.
Atas sebagian uraian itu, Gerak Jabar bahkan mau supaya \\”Polrestabes merespons laporan dengan menutup acara hal yang demikian, demi menjaga Bandung kondusif dan demi Indonesia yang aman dari gangguan komunis,\\” dikutip dari surat.
