Harga Bitcoin menampilkan pedoman-pedoman pemulihan. Performa Bitcoin mulai pulih pada Kamis, 2 April 2024 sesudah The Fed mempertimbangkan untuk mempertahankan suku bunga dan mengurangi keinginan investor untuk penurunan suku bunga pada 2024.

Risalah Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang dirilis pada tanggal 1 Mei, The Fed mengatakan suku bunga akan konsisten di 5,25%–5,50%, menambahkan dibutuhkan keyakinan yang lebih besar inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju 2% sebelum menurunkan suku bunga.

Tetapi demikian, keputusan FOMC tampaknya situs slot gacor sudah meningkatkan selera risiko dan harga aset. Harga Bitcoin (BTC) mulai bangkit kembali diperdagangkan pada jenjang USD 59.000 atau berimbang Rp 948,8 miliar (asumsi kurs Rp 16.084 per dolar AS). Hal ini membuat pelaku pasar bertanya-tanya apakah tren turun sudah berakhir.

Trader Tokocrypto, Fyqieh FAchrur menerangkan, penurunan harga baru-baru ini membuat Bitcoin menempuh jenjang terendah dalam dua bulan, turun 6,7% dari harganya ketika halving.

“Pergerakan BTC kali ini mengikuti tren serupa sesudah halving Bitcoin pada tahun 2016. Di mana sesudah peristiwa halving pada tahun 2026, Jangka Akumulasi Ulang mengalami perbaikan tambahan hingga 17%, yang berlangsung selama tiga pekan,” kata Fyqieh dalam siaran pers, Pekan (5/5/2024).

Fyqieh menuturkan, dalam metric on chain menampilkan kemungkinan pasar memantul dalam rentang pendek, di mana jumlah transaksi Bitcoin yang mengalami kerugian dibandingkan dengan transaksi yang mewujudkan profit.

Rasio BTC yang dipindahkan dalam situasi rugi lebih tinggi ketimbang transaksi yang dipindahkan dalam situasi untung.